Marie-Claire
Barth, terlahir dengan nama Marie-Claire Frommel pada tanggal 20 February 1927
di Jenewa Swiss. Marie adalah seorang teolog Swiss yang pernah bertugas di
Indonesia, Marie belajar teoligi di Jenewa Zurich, Swiss. Nama Barth yang
disandangnya adalah nama keluarga suaminya Christoph Barth yang juga seorang
teolog Perjanjian Lama, anak sulung teolog Protestan terkenal dunia Karl Barth
Mula-mula
Marie-Claire Barth bekerja selama dua tahun sebagai sekretaris dari Gerakan
Mahasiswa Kristen dan kemudian sebagai seorang penerjemah di Dewan
Gereja-gereja se-Dunia. Sementara bekerja di sana, seseorang menasihatinya
untuk melamar ke Basel Mission karena di organisasi itu kecakapan dan
kegemarannya untuk mendalami Alkitab akan sangat berguna. Pada saat yang
bersamaan, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja di Indonesia (kini PGI),
sedang mencari seseorang untuk membantu Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dan
menyebutkan nama Marie-Claire. Basel Mission menyetujuinya dan mendukung proyek
ini. Karena itulah, pada 1956 Basel Mission mengutusnya ke Jakarta, Indonesia,
sebagai misionaris. Sejak itu Indonesia menjadi tanah airnya yang kedua.
Di
Jakarta, Marie-Claire berjumpa dengan Christoph Barth yang saat itu mengajar
sebagai dosen Perjanjian Lama di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Mereka
kemudian menikah.
Di
Indonesia, Marie-Claire banyak mengunjungi pemimpin-pemimpin gereja dan
menjelaskan pentingnya pelayanan yang dilakukan oleh GMKI. Ia banyak
mengembangkan program-program kepemimpinan dan bahan-bahan pendalaman Alkitab,
meditasi dan doa syafaat. Di STT Jakarta ia membantu suaminya mengajar
"Perjanjian Lama".
Tahun
1965 Marie-Claire Barth dan keluarganya kembali ke Eropa. Christoph, suaminya,
mengajar di Universitas Mainz di Jerman. Meskipun demikian pelayanan
Marie-Claire terhadap bangsa Indonesia tetap berlanjut melalui pelayanannya
terhadap komunitas Kristen Indonesia (Perki) dan perawat Indonesia yang bekerja
di Jerman.
Pada
1979 keluarga Barth kembali ke Basel, dan Marie-Claire bekerja sebagai
sekretaris dalam negeri di Basel Mission.. Setelah
Christoph meninggal dunia pada 1986, Marie-Claire kembali melayani di Indonesia
meskipun bukan dalam bentuk pelayanan penuh seperti sebelumnya. Setiap tahun ia
berkunjung ke Indonesia selama 3-4 bulan untuk mengajar di STT-GKE di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan beberapa seminari lainnya di Indonesia
Timur (STT Tentena dan STT Abepura), khususnya dalam mengembangkan potensi kepemimpinan
kaum perempuan di gereja dan dalam pendidikan teologi.
Hingga
sekarang, setelah melayani di bidang pendidikan teologi selama lebih dari 50
tahun, Marie-Claire Barth masih aktif menulis bahan-bahan pendalaman Alkitab
dan tafsiran Alkitab dalam bahasa Indonesia, menulis tentang teologi feminis,
dan menerjemahkan teks-teks teologi (khususnya karya Karl Barth, mertuanya)
serta menulis biografi tentang sejumlah tokoh perempuan Kristen Indonesia.
Berikut
ini adalah sebagian dari buku-buku yang pernah ditulisnya
- God with Us: A Theological Introduction to the Old Testament, ditulis bersama Christoph Barth,
- Tafsiran Yesaya 40-55,
- Tafsiran Yesaya 56-66,
- Tafsiran Mazmur, ditulis bersama B.A. Pareira, Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu: Pengantar pada Teologi Femini,
- Doa-doa Perempuan,
- Teologi Perjanjian Lama, ditulis bersama Christoph Barth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar