Sabtu, 03 Maret 2012

MARIA SELENA – SI TOMBOI YANG MENJADI PUTERI INDONESIA

Walau dulu penampilannya begitu tomboi, Maria Selena sempat berpikir untuk
mengikuti kontes kecantikan. Sayang, karena tidak percaya diri dengan penampilannya yang jauh dari feminin, keinginan itu pun terpaksa lama dikuburnya. Sebelum mengikuti kontes kecantikan Puteri Indonesia 2011, Selena-demikian sapaannya, mencoba mengikuti Pemilihan Abang None (Abnon) Jakarta Pusat 2010. “Sebetulnya temanku cari pasangan untuk ikutan Abnon. Ya sudah deh, aku temani dia. Eh, malah kecemplung,” ucapnya tersenyum. Di kontes tersebut, Selena si gadis tomboi rupanya hanya berhasil meraih predikat Favorit. Otomatis, langkahnya untuk menyabet gelar Abang None DKI Jakarta 2010 terhenti sampai di situ.
Tidak disangka, selepas mengikuti Pemilihan Abang None Jakarta Pusat 2010, Selena berubah menjadi pribadi yang mulai memerhatikan penampilan. “Waktu ikut Abnon saya diajari make up. Akhirnya itu jadi terbawa dalam kehidupan sehari-hari saya. Kok kayaknya asyik juga lebih feminin.”
Mengingat dirinya sudah mulai memerhatikan penampilan, keinginan untuk mengikuti kontes kecantikan pun kembali menyeruak. “Saya berpikir, kenapa enggak ikut Puteri Indonesia saja. Kenapa enggak dicoba. Memang sempat ada keraguan sewaktu mau ikut Puteri Indonesia.”
Untung Mama dan teman-teman mendukung Selena untuk ikut kontes kecantikan Puteri Indonesia 2011. “Dari kecil saya memang senang melihat kontes kecantikan. Cuma karena saya cenderung tomboi dan kurang memerhatikan penampilan, itu menjadi keinginan sesaat saja,” kenangnya.
Punya Inner Beauty
Walau sempat ragu, ternyata Selena berhasil masuk final Pemilihan Puteri Indonesia 2011. Itu berarti ia harus menjalani masa karantina. Sebelum mengikuti karantina, ia mengaku menyiapkan beberapa hal yang dirasa penting. “Saya butuh persiapan stamina dan konsentrasi mental yang kuat,” katanya.
Selama menjalani karantina, banyak pengalaman yang Selena petik. “Kami sharing satu sama lain, baik suka maupun duka sampai nangis. Peristiwa itu masih bermakna sampai sekarang,” selorohnya. Selain itu, Selena senang bisa mempelajari koreografi. “Koreografernya asyik. Kegiatan kami juga disiarkan di Indosiar sehingga itu membuat kami ingin menunjukkan yang lebih menarik kepada para pemirsa.”
Selena mengaku saat menjalani karantina dirinya tidak begitu menonjolkan diri. Meski demikian, Selena tetap bergaul dan terbuka, baik kepada para finalis, chaperon, dan panitia. “Saya selalu pegang teguh (prinsip saya) bahwa saya harus punya kelembutan hati yang tulus. Saya harus punya kepribadian yang baik, yang memang mempunyai inner beauty. Jadi seperti apa pun di luar, saya harus punya kepribadian yang baik.” Selena memang ingin melakukan sesuatu disertai dengan ketulusan hati, bukan dibuat-buat. Itulah sebabnya, Selena lebih memilih untuk tidak menonjolkan diri.
Tidak Setengah-setengah
Pada malam final Pemilihan Puteri Indonesia 2011, Selena tampil memukau, memikat para juri. Ia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para juri dengan lancar dan tepat. “Saya bersikap lebih santai, tidak merasa terbebani sehingga saya bisa berpikir jernih dan bisa menjawab secara maksimal,” jelas Selena.
Selena tidak menampik, awalnya ia sempat merasa grogi. Puji Tuhan, itu semua berhasil diatasinya. Selena mengaku semua karena kuasa Tuhan. “Saya percaya, Tuhan bekerja dalam hal itu. Memang tidak mudah. Kalau saya sendiri yang menjalani itu, saya tidak mampu. Saya merasa kapabilitas saya terbatas. Banyak yang lebih cantik dari saya. Ya, Tuhan punya rencana tersendiri buat saya. Pasti rencana-Nya indah buat saya,” tutur umat Gereja St. Thomas, Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
Tidak bisa dipungkiri, Tuhan memang berperan dalam keberhasilan Selena. Selena mengaku, Tuhan membentuk karaternya menjadi pribadi yang tidak setengah-setengah dalam menjalani sesuatu. “Saya merasa setengah-setengah saat mengikuti Pemilihan Abnon Jakarta Pusat 2010. Akhirnya, saya memberanikan diri keluar dari zona nyaman. Saya bisa kok jadi orang yang berkiprah di kontes kecantikan,” imbuhnya yakin.
Dari situ Selena belajar untuk bersikap tidak muluk dan serius dalam menjalani sesuatu, termasuk saat mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia 2011. “Saya enggak berharap muluk, tetapi saya tetap menjalaninya dengan serius. Saya tidak perlu menggembar-gemborkan diri saya, toh akhirnya orang akan melihat saya seperti apa. Jadi, dijalani saja,” tukas putri pasangan Elisabeth Nurdaryati dan Bernardus Agus Rahmucahyo.
Jadi Diri Sendiri
Menyandang predikat Puteri Indonesia 2011 rupanya tidak menjadi beban buat Selena. “Saya enjoy saja. Tetapi, memang saya diperhatikan lebih (oleh masyarakat). Penampilan saya juga harus dijaga karena masyarakat punya ekspektasi yang tinggi pada saya. Jadi, saya harus memenuhi ekspektasi tersebut dengan bersikap baik di masyarakat dan berkontribusi pada berbagai kegiatan.”
Kendati demikian, Selena berjanji akan tetap menjadi dirinya sendiri. “Saya akan tetap menjadi diri saya sendiri. Memang dibutuhkan kontrol, seperti kontrol emosi, penampilan, dan performance di depan orang,” jelasnya.
Dengan karakternya tersebut, Selena merasa mantap melangkah ke ajang Miss Universe 2012. Ia pun optimis bisa menyabet predikat Miss Universe 2012. “Saya kagum dengan Miss Universe 2011, Leila Lopes. Dia bercerita bahwa dia bukanlah orang yang menonjol di karantina. Saya merasa kok sama dengan saya, ya. Wah, kalau begitu saya juga bisa (meraih gelar Miss Universe 2012). Saya pun bertekad untuk menang,” kata Selena, yang mengaku dirinya akan berusaha maksimal pada ajang Miss Universe 2012.
Di sela-sela persiapannya mengikuti Miss Universe 2012 nanti, rupanya Selena punya rencana untuk tetap berkontribusi di masyarakat. Ia akan berkontribusi pada bidang pendidikan dan entrepreneurship untuk anak-anak muda. Selena memilih kedua bidang tersebut karena ingin memajukan masyarakat Indonesia. Ia ingin membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia. “Dengan adanya kegiatan tersebut, anak-anak muda bisa punya pemasukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Bagus juga bila mereka bisa membantu ekonomi keluarga. Semoga nantinya kegiatan tersebut bisa bermakna dan menginspirasi orang lain,” ujar mahasiswi jurusan Bisnis Manajemen ITB, angkatan 2008.

Tidak ada komentar: