Minggu, 29 Juli 2012

Kabar Baik Dan Kabar Buruk

Baca: Filipi 1:12-22

Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil. Filipi 1:12


Baru-baru ini saya bercakap-cakap dengan seorang wanita yang telah mengalami situasi yang sangat sulit. Stres telah mempengaruhi kesehatannya, sehingga ia harus sering memeriksakan dirinya ke dokter. Namun dengan senyum di wajahnya, ia bercerita kepada saya bahwa ia dapat menggunakan keadaannya yang menyakitkan itu untuk berbagi tentang Kristus kepada dokternya.

Dalam surat kepada jemaat di Filipi, kita membaca bagaimana Rasul Paulus menggunakan situasi pemenjaraannya yang berat untuk mengabarkan Injil. Umat percaya di Filipi merasa sedih atas Paulus yang telah ditangkap karena berkhotbah tentang Yesus, tetapi ia mengatakan kepada mereka bahwa pemenjaraannya ini telah “menyebabkan kemajuan Injil” (1:12). Seluruh penjaga istana dan orang-orang lain tahu mengapa ia dipenjara, yaitu karena ia berkhotbah tentang Kristus. Siapa saja yang berhubungan dengan Paulus mendengar tentang Yesus—baik serdadu (yang menjaganya 24 jam sehari, 7 hari seminggu) maupun orang-orang lain di luar. Sebagai hasil dari usahanya memanfaatkan kabar buruknya untuk berbagi kabar baik, sejumlah serdadu mungkin saja telah menjadi orang percaya (4:22). Hanya karena Paulus terbelenggu tidak berarti bahwa Injil juga terbelenggu.

Sebagai pengikut Yesus, kita dapat mengizinkan penderitaan kita menjadi kesempatan untuk memberitakan Injil. Dalam kabar buruk yang kita alami, temukanlah suatu pintu yang terbuka untuk berbagi kabar baik.

Kita sering berpikir jika hidup berjalan mulus
Kita akan menjadi seorang saksi yang lebih baik;
Allah lebih tahu—bahwa iman di tengah pencobaan
Akan dapat lebih membawa kemuliaan bagi-Nya.
Penderitaan dapat menjadi kesempatan untuk berbagi tentang Kristus.

Tidak ada komentar: