P
|
ada awalnya, Tessa Kaunang hanyalah seorang gadis biasa
sampai akhirnya dia menjadi finalis Gadis Sampul 1993.“Masuk ke dalam majalah,
itu seru itu, seneng… banggga apalagi” kisah Tessa Kaunang tentang pengalaman
barunya semasa remaja.“Waktu wajah kita keluar di majalah cover, wah kita
senang banget.” katanya.Setelah menjadi Gadis sampul, Tessa Kaunang pun mencoba
merambah dunia sinetron bersama teman-teman finalis Gadis sampul.
Sejak saat itu, gaya hidup glamor dan hedonisme adalah
bagian kehidupan dari seorang Tessa Kaunang. “Mencari kesenangan dengan pergi
ke clubbing, dimana semua orang, ya hampir semuanyalah yaaa minum, merokok,
nge-drug, jadi ya ngikut.Apalagi waktu itu saya yang masih remaja.Lebih banyak
ingin mencari tahu banyak hal.Ya coba ini deh, coba itu deh.Jadi, menurut saya
di luar rumah itu jauh lebih nyaman daripada di dalam rumah, karena saya tidak
pernah memikirkan rumah lagi.” jelas Tessa.
Apa yang menyebabkan Tessa malas memikirkan keadaan
rumahnya? “Jadi kalau mama itu sudah cerewet, mulai ngasih tahu, papa itu masih
melawan.Sampai akhirnya diomongi sedikit, marah.Marahnya bukan makin turun,
tapi makin naik terus.Mereka berantem, dan berantemnya itu bukan berantem
biasa. Mereka tuh sampe buat rumah itu pecah semua, sudah kayak kapal pecahlah
ya…”.Tidak hanya itu, Tessa juga menyaksikan mamanya yang bertubuh kecil
dipukul oleh papanya yang sedang dalam keadaan marah.Hal itu membuatnya
tertekan.
Ternyata papanya sudah berselingkuh selama 29 tahun lamanya.
Jadi, karena itulah Tessa lebih senang berada di luar rumah, karena dia merasa bebas
mau berbuat apa saja. Dia pun melakukan apapun yang dia suka, termasuk free
sex.Baginya, semua itu biasa saja karena dia pun sudah punya penghasilan
sendiri.
Tessa Kaunang baru naik daun pada 1999-2000 setelah melewati
perjuangan panjang. Karena itu, dia sangat ketakutan jika orang lain mengetahui
bagaimana kehidupan keluarganya sesungguhnya ataupun kehidupan pribadinya
sendiri.
Suatu hari, Tessa menganjurkan mamanya untuk bercerai dengan
papanya. Menurutnya, biar saja sang ayah pergi meninggalkan mereka karena dia
kan sanggup membiayai ibu dan dirinya sendiri. Bahkan, papanya pun boleh
mengambil barang apa saja yang ada di rumah, karena Tessa yakin bahwa harta
papanya di dalam rumah itu hanya sedikit. “Segitu sombongnya saya dan segitu
besarnya akar kepahitan saya sama papa saya,” lanjut Tessa.
Meski mendapatkan perlakuan kasar, mamanya tidak mau
bercerai dari papa Tessa.Bahkan, mamanya dengan rajin mendoakan
suaminya.“Sampai saya sebel juga.Sudah tahu disiksa, sudah tahu kayak gini,
masih aja mau nerima papa.”Pikiran Tessa waktu itu.
Tessa Kaunang yang memang terbentuk dengan sifat kerasnya,
akhirnya tetap berbuat semaunya.Jika mamanya meminta saran, maka Tessa hanya
memberikan satu saran, yaitu cerai.Tapi mamanya tidak mau.Akhirnya, sang mama
hanya bisa datang kepada Tuhan, merendahkan diri dan memohon jalan keluar.
Salah satu wanita yang menjadi teman selingkuh ayahnya,
akhirnya ketahuan hamil dan ayahnya pun disuruh bertanggung jawab.Di situlah
Arthur, si ayah mulai merasa resah dan akhirnya dia pun mengakui segalanya
bahwa dia telah berselingkuh.Meskipun begitu, dengan penuh pengampunan, Julia
Kaunang mau mengampuni suaminya. Sang ayah pun mencoba memperbaiki hubungan
suami istri dan juga hubungan ayah anak yang rusak.
Awalnya Tessa sangat meragukan perubahan yang terjadi dalam
diri ayahnya. Dia bertanya-tanya apakah ayahnya akan jatuh lagi. Namun, lama
kelamaan setelah melihat perubahan dalam diri ayahnya yang memang telah
berubah, Tessa pun mendapatkan kembali contoh keluarga yang ideal.Di samping
itu, Tessa pun mulai kembali kepada firman Tuhan dan melakukan
perintah-Nya.Jika Tuhan saja bisa memaafkan dosa-dosa manusia yang begitu
besar, apalagi kita harus mampu memaafkan sesama kita manusia.
“Bagaimana cara bisa memaafkan dia? Kita harus meminta
bantuan Tuhan.Kalau kita sendiri yang memaafkan kita tidak akan kuat, itu yang
saya rasakan.” Jelas Tessa. Dia melihat perubahan yang besar dalam diri
ayahnya, ayahnya menjadi begitu bijaksana dan mencerminkan sikap seorang papa
yang baik.Sekarang Tessa dan papanya menjadi dua orang yang karib.
Mereka terus melaju dan selalu melihat positif ke depan. “Kalau
kita sudah berani mengambil keputusan untuk bertobat, kita juga harus berani
menjadi saksi Tuhan.Makanya mengapa saya sekarang berani menceritakan, karena
saya ingin keluarga saya ini menjadi terang dan garam buat kita juga.”Dan
percayalah, saat berjuang melawan dosa, kepahitan, masalah, kita bisa menang
bersama Tuhan.
Sumber Kesaksian :
**Tessa Kaunang jawaban.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar