Minggu, 19 Agustus 2012

Tanpa Upah

Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. —Matius 6:18

Sebagian besar dari kita mendambakan upah dari teman dan rekan kerja: baik itu tepukan di pundak, medali kehormatan, tepuk tangan, uang atau kata-kata pujian yang tulus. Namun menurut Yesus, upah yang terlebih penting menanti kita setelah kematian. Mungkin saja, perbuatan manusia yang terpenting sepanjang masa dilakukan secara tersembunyi dan tak terlihat oleh siapa pun kecuali oleh Allah. Nilai Kerajaan Allah dapat diringkas demikian: Hiduplah untuk Allah dan bukan untuk orang lain.
Seperti yang Yesus jelaskan, kita sedang mengumpulkan semacam tabungan untuk menambah “harta di surga” (Mat. 6:20) daripada harta di bumi. Karena begitu besarnya, harta di surga ini menjadi kompensasi atas penderitaan apa pun yang kita alami di dunia. Perjanjian Lama telah memberikan beberapa petunjuk samar-samar tentang kehidupan setelah kematian. Namun Yesus berbicara apa adanya tentang suatu tempat di mana “orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka” (Mat. 13:43).
Dalam usaha mereka membangun suatu kerajaan, orang-orang Yahudi pada zaman Yesus telah mencari-cari tanda perkenanan Allah di dunia ini, terutama melalui kekayaan dan pengaruh politik. Diawali dengan pengajaran ini, Yesus mengubah fokus manusia ke arah kehidupan yang akan datang (pasal 6). Dia mengabaikan kesuksesan di dunia yang fana ini. Dia mengingatkan kita untuk menabung dalam kehidupan mendatang. Lagipula, karat, pencuri atau rayap dapat menghabiskan segala sesuatu yang telah kita kumpulkan di atas bumi ini (ay.20). —PDY
Tuhan, tolong kami untuk tidak mendambakan penghargaan dari
teman dan rekan kerja kami, melainkan rindu untuk memperkenankan
hati-Mu saja. Ajarilah kami untuk menerapkan prinsip-prinsip dari
Khotbah di Bukit secara nyata. Amin.
Upah dalam kekekalan tidaklah tergantung pada pencapaian Anda sepanjang hidup ini.

Tidak ada komentar: