Markus
14:3-9
“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu baik kemauan maupun pekerjaan”
Filipi
2:13
Beberapa
hari lalu website www.apakabardunia.com
memuat kisah nyata tentang pengayuh
becak yang bernama Bai Fang Li. Bai Fang Li adalah kakek yang berusia 91 tahun.
Melalui hasil mengayuh becak sang kakek menyumbangkan hasil dari pekerjaannya
untuk sebuah yayasan yatim piatu. Total sumbangan yang ia berikan pada yayasan
itu 350.00 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Tahun 2005 kakek ini
meninggal setelah terserang penyakit kanker paru-paru.
Kerelaan juga dapat kita lihat dari kisah
seorang wanita yang mengurapi Tuhan Yesus. Ketika Yesus sedang berada di
Betania, datanglah seorang wanita membawa buli-buli pualam berisi minyak
narwastu. Kemudian, ia mencurahkan minyak itu dan mengurapi kepala Yesus. Tidak
ada seorang pun yang menyuruh ia melakukan hal tersebut, dia melakukan itu atas
inisiatifnya sendiri. Wanita ini tidak memikirkan tentang mahal atau tidaknya
minyak narwastu itu.
Cara terbaik dalam memberi adalah tidak
memikirkan imbalan apa yang akan kita terima. Namun kenyataan sekarang
berbanding terbalik, banyak orang berlomba-lomba memberi hanya untuk agar
supaya dipandang orang. Jika dalam memberi kita masih memikirkan imbalan maka
harusnya Anda malu dan contohlah kakek Bai Fang Li dan wanita yang diurapi
Yesus mereka dalam bekerja tidak memikirkan untung dan rugi. Tetapi bagaimana
menyenangkan hati Tuhan. Milikilah hati yang rela memberi karena itu adalah
kunci untuk melayani Tuhan dengan sukacita.
Diberkatilah orang-orang yang memberi tanpa
mengingat dan yang menerima tanpa lupa. (Elizabeth Bibesco)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar