Bacaan: GALATIA 5 : 13 – 15
|
Sebab
mereka yang menyunatkan dirinyapun, tidak memelihara hukum Taurat.
Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka
dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah. Tetapi
aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus
Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi
dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Dan
semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah
kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik
Allah. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. | | |
Tidak ada seorang pun yang menjadi Kristen lalu berdiam diri. Ini keliru! Mengikut Yesus berarti giat melayani dunia dengan
talentanya masing-masing. Sayangnya,
banyak orang berpikir menjadi
Kristen yang penting sudah percaya,
habis perkara. Mengikut Yesus sesungguhnya dipanggil untuk melayani dunia. Ya,
seperti yang Yesus lakukan ketika Ia
berada di bumi ini. Orang lapar diberi makan. Yang sakit disembuhkan. Orang
asing diberi tumpangan. Yatim-piatu serta janda-duda yang miskin dipelihara.
Malas diajak bekerja. Yang bodoh diajar
jadi pandai. Yang sombong menjadi rendah hati. Pemarah menjadi peramah. Yang
bringas menjadi lembut penuh cinta
kasih. Dan sebagainya. Ya, kita dipanggil melayani untuk merestorasi yang telah
rusak oleh dosa.
Saat ini kita menyaksikan orang
yang melayani Tuhan dengan setia tinggal sedikit. Banyak terjebak dengan
motivasi mencari keuntungan. Tak sedikit orang yang mengaku pelayan Tuhan,
berubah menjadi pekerja yang mencari
keuntungan di ladang Tuhan. Banyak yang mengaku budak Tuhan, justru
memperlakukan Tuhan sebagai budaknya. Fenomena ini semakin menggejala.
Tragisnya Injil yang adalah Kabar Baik dari Tuhan telah menjadi komoditas
bisnis yang sangat laku dijual.
Siapakah
hamba Tuhan itu? Dalam Alkitab hamba itu
adalah seseorang yang menyerahkan dirinya seanterunya kepada seseorang. Jadi
hamba berarti segala haknya digugurkan demi kepentingan tuannya dan tidak mencari keuntungan dari tuannya. Apalagi mau
menipu tuannya, sungguh jauh dari niatnya. Seorang pelayan bukanlah pekerja
atau orang upahan. Pelayan itu seperti Yesus: dari perbendaharaannya, dilayankan
kepada orang lain tanpa menuntut imbalan jasa. Seorang pekerja adalah seorang
penjual jasa yang bekerja bila ada upah menanti.
Kalau kita perhatikan pelayanan Kristen saat ini, mulai menyimpang dari pola pelayanan Yesus.
Saat ini ada hamba Tuhan yang suka melayani kalau imbalan materinya besar. Hal
ini nampak juga pada sebagian pendeta jemaat yang hanya suka melawat orang kaya daripada jemaat miskin. Tragisnya
semakin banyak pelayan Tuhan yang dilayani daripada melayani alias lebih suka
menerima daripada memberi.
Haruskah pola-pola yang tidak
sesuai dengan Injil Kristus kita pertahankan lagi? Tentu tidak! Sebagai murid
Yesus kita harus rela berkorban bukan menjadikan orang lain korban kepentingan
kita. Kita harus punya prinsip iman: sekalipun semua hamba Tuhan menjual Yesus,
saya tidak! Ini tidak gampang, tetapi sikap ini harus dipegang agar
banyak orang miskin, teraniaya, terlantar dan berdosa dapat merasakan pelayanan Yesus melalui kita!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar