Kamis, 13 September 2012

Kebersamaan Keluarga

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. —Efesus 4:3
 Saya, suami, dan anak-anak memiliki kebiasaan keluarga yang mengasyikkan. Ini terjadi ketika kami berada di rumah dan salah seorang dari kami berteriak, “Berpelukan!” Mendengar itu, biasanya kami segera berkumpul di dapur, lalu saya memeluk anak-anak dan suami saya melingkarkan lengannya di sekeliling kami. Inilah cara kami menunjukkan kasih sayang dan menikmati suatu momen singkat dalam kebersamaan keluarga.
Walaupun kami menikmati momen berpelukan bersama yang sesekali waktu tersebut, tidaklah selalu mudah untuk mempertahankan kesatuan tersebut di antara kami. Bagaimanapun, setiap pribadi di dalam keluarga kami itu unik. Masing-masing dari kami memiliki kebutuhan, kemampuan, dan sudut pandang yang berbeda—demikian juga dalam keluarga Allah (Ef. 4:11-12).
Meski ada perbedaan yang tak terelakkan dengan saudara seiman lainnya, Paulus mendorong kita untuk berusaha “memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (ay.3). Keselarasan dengan orang Kristen lainnya itu penting karena hal tersebut mencerminkan kesatuan antara Yesus dengan Bapa-Nya di surga. Yesus mendoakan pengikut-pengikut-Nya: “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau” (Yoh. 17:21).
Ketika masalah muncul di tengah keluarga Allah, Alkitab berkata bahwa kita harus menanggapinya dengan “rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu” (Ef. 4:2). Inilah cara untuk mengalami kebersamaan keluarga dengan saudara seiman kita. —JBS
Aku berdoa, ya Allah, singkapkanlah
Apabila aku telah membawa perpecahan,
Karena Kau menghendaki anak-anak-Mu bersatu
Dalam pujian dan kasih kepada Putra-Mu. —Branon
Hati kita semua diikat dalam kesatuan oleh kasih Kristus.


Tidak ada komentar: