Baca: Efesus 4:1-16
Dan berusahalah memelihara
kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. —Efesus 4:3
Saya, suami, dan anak-anak memiliki kebiasaan
keluarga yang mengasyikkan. Ini terjadi ketika kami berada di rumah dan salah
seorang dari kami berteriak, “Berpelukan!” Mendengar itu, biasanya kami segera
berkumpul di dapur, lalu saya memeluk anak-anak dan suami saya melingkarkan
lengannya di sekeliling kami. Inilah cara kami menunjukkan kasih sayang dan
menikmati suatu momen singkat dalam kebersamaan keluarga.
Walaupun kami menikmati momen berpelukan bersama
yang sesekali waktu tersebut, tidaklah selalu mudah untuk mempertahankan
kesatuan tersebut di antara kami. Bagaimanapun, setiap pribadi di dalam
keluarga kami itu unik. Masing-masing dari kami memiliki kebutuhan, kemampuan,
dan sudut pandang yang berbeda—demikian juga dalam keluarga Allah (Ef.
4:11-12).
Meski ada perbedaan yang tak terelakkan dengan
saudara seiman lainnya, Paulus mendorong kita untuk berusaha “memelihara
kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (ay.3). Keselarasan dengan orang
Kristen lainnya itu penting karena hal tersebut mencerminkan kesatuan antara
Yesus dengan Bapa-Nya di surga. Yesus mendoakan pengikut-pengikut-Nya: “supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau” (Yoh. 17:21).
Ketika masalah muncul di tengah keluarga Allah,
Alkitab berkata bahwa kita harus menanggapinya dengan “rendah hati, lemah
lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu” (Ef. 4:2).
Inilah cara untuk mengalami kebersamaan keluarga dengan saudara seiman kita.
—JBS
Aku berdoa, ya Allah,
singkapkanlah
Apabila aku telah membawa perpecahan,
Karena Kau menghendaki anak-anak-Mu bersatu
Dalam pujian dan kasih kepada Putra-Mu. —Branon
Apabila aku telah membawa perpecahan,
Karena Kau menghendaki anak-anak-Mu bersatu
Dalam pujian dan kasih kepada Putra-Mu. —Branon
Hati kita semua diikat dalam
kesatuan oleh kasih Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar