Kalau kita cermati keadaan zaman ini, akan kita dapati bahwa pendidikan budi pekerti, etika dan moral Kristiani mulai diabaikan. Termasuk dalam komunitas Kristen . Hal ini sangat menyedihkan sebab Kekristenan yang merupakan duta kebaikan dan kasih, ternyata tidak lagi memberikan prioritas utama untuk hal itu. Gereja malah makin terperangkap pada siasat-siasat untuk meraup keuntungan materi dari jemaat. Sebagai umat Tuhan praktik-praktik keliru seperti yang kita lihat sekarang ini harus segera diberantas. Jika tidak, anak-cucu kita akan mewarisi suatu bentuk Kekristenan yang keliru.
Bagaimana memberantas suatu praktik-praktik Kekristenan yang keliru? Tentu bukan dengan jalan kekerasan atau revolusi. Tetapi dengan pendidikan iman Kristen yang benar. Jika pendidikan iman kita abaikan tentu kita akan tergulung dengan derasnya arus modernisasi yang mengikis nilai-nilai iman yang kita imani. Kita jangan melalaikan pendidikan iman sebab hal itu akan menghancurkan kehidupan iman dan peradaban yang telah kita bangun berdasarkan firman Allah.
Lihat saja dampak perkembangan ilmu dan teknologi yang diselewengkan dari maksud Tuhan, individualisme makin merajalela. Akibatnya, kasih dan kesetiaan yang merupakan nafas dan nadi Kekristenan mulai hilang dalam kehidupan orang Kristen. Di sana-sini orang tak malu lagi melakukan pelanggaran, korupsi dan menindas orang lain. Sebagai umat Tuhan, mari kita renungkan kembali kehidupan iman kita jangan sampai kita menjadi salah satu pelanggar firman Tuhan dan pelaku tindak kejahatan.
Sebagai manusia kita butuh rasa aman, dihargai dan dihormati hak-hak hidup kita. Karena itu marilah kita belajar menghargai kemanusiaan dan hukum-hukum masyarakat yang berlaku terutama hukum Tuhan. Dalam bacaan kita hari ini Salomo yang penuh hikmat itu memberikan wejangan-wejangan hidup agar kita dapat menjalani kehidupan secara wajar dengan senantiasa menerapkan kasih dan kesetiaan.
Saudara, menjadi bijaksana pada saat sekarang ini memang sangat sulit. Hanya ada satu cara untuk bisa hidup arif dan bijaksana yaitu taat kepada Tuhan yang selalu peduli kepada umatNya. Menjadi orang berhikmat dan bijaksana tentu kita tidak boleh mengabaikan kehadiran, peran dan didikan Tuhan di dalam hidup kita.
Dalam Amsal ini Salomo mengajak kita untuk percaya Tuhan dengan segenap hati(ayat 5), takut akan Tuhan(ayat 7), memuliakan Tuhan(ayat 9) dan jangan menolak didikanNya(ayat 11). Maksud wejangan Salomo ini jelas yaitu mengajar kita bagaimana hidup bijaksana sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar