“Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”
(Yohanes 20:29b)
Ada semacam ajaran yang keliru yang kalau tidak diluruskan dapat saja menjadi trend dalam gereja Tuhan dewasa ini. Apa itu? Katanya, kalau kita beriman, cukup tumpangkan tangan kita pada benda yang kita inginkan lalu sebut nama Yesus, secara pasti benda yang kita inginkan itu akan menjadi milik kita nanti. Namun, jika benda yang sudah ditumpangkan tangan itu gagal menjadi kenyataan maka itu pertanda kita tidak beriman. Benarkah? Tentu tidak! Sebab gaya beriman seperti itu tentunya sangat menyesatkan.
Masih banyak orang Kristen menganggap bahwa beriman adalah menerima. Artinya, apa saja yang kita inginkan asalkan beriman maka itu akan terwujud. Pandangan ini keliru dan tidak Alkitabiah. Beriman itu bukan harus keinginan kita yang terjadi tetapi kehendak Allah-lah yang jadi.
Menjadi beriman bukan menjadi pesulap. Apa yang diinginkan langsung ada. Menjadi beriman berarti siap menerima segala keputusan Allah entah itu baik menurut kita atau tidak. Jadi sangat tidak benar konsep beriman yang mengatakan bahwa dengan iman kita pasti akan mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan. Justru, beriman itu adalah kesiapan untuk menerima dan tidak menerima. Artinya, jika menerima kita harus yakin bahwa itu adalah pemberian Allah dan jika permohonan yang kita sampaikan tidak dijawab Tuhan atau tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka kita harus menerimanya. Bersyukur. Kita harus yakin bahwa harapan kita yang tidak dikabulkan Allah adalah jawaban yang tepat dari Allah untuk kebaikan kita.
Sering kita seperti Tomas yang imannya tergantung pada kenyataan yang kasat mata. Kita menginginkan iman harus ada bukti yang dapat dilihat. Dan bukti itu harus seturut dengan maunya kita. Ini sungguh tidak sesuai dengan definisi iman menurut firman Tuhan.
Jika kita mengaku orang beriman yang hidup beriman dengan cara seperti ajaran di atas dan memiliki model iman seperti Tomas, maka sesungguhnya kita bukanlah orang beriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar