Bicara soal kasih di zaman yang makin individualistik ini, memang sulit. Bahkan di
dalam gereja pun kasih telah menjadi hambar. Orang suka bicara tentang kasih, tetapi untuk melakukannya memang sudah sangat sulit.
Dalam satu buku kumpulan anekdot saya membaca tentang orang-orang yang terjebak dalam lingkaran teori tentang kasih. Konon, suatu kali diadakan seminar yang dihadiri oleh para cendikiawan Kristen. Ada tokoh masyarakat dan ada juga teolog. Ketika sedang gencar-gencarnya mereka berdebat, tiba-tiba seorang pengemis tua masuk dan membuyarkan suasana. Secara spontan perhatian seluruh peserta seminar terarah kepada pengemis tua itu. Lalu, masing-masing orang sesuai dengan latar belakang pendidikannya memberi komentar tentang fenomena pengemis tua itu.
Ahli Agama :“Saudara-saudara yang saya kasihi, orang seperti inilah yang patut kita kasihani. Lihat betapa ia sangat menderita,”katanya tanpa bergeser sedikit pun dari tempat duduknya.
Ahli Ekonomi : “Saya rasa inilah contoh yang paling tepat dan konkret
mengenai akibat kesenjangan ekonomi yang berlarut-
larut. Kita harus segera mencari pemecahannya.”
Seorang wartawan : “Saya harap berita ini bisa menjadi head-line besok
pagi, sehingga pemerintah lebih memperhatikan nasib
mereka.”
Ahli Ilmu Jiwa : “Suatu gejala psikologi yang menarik. Lihat, jika seseorang
sangat tertekan, maka ia tidak akan mempedulikan lagi
norma-norma yang berlaku.Jadi, kita harus memaklumi
keadaan orang ini.”
Ketika para ahli sedang berargumentasi, secara diam-diam datanglah seorang pemuda yang melihat kesengsaraan pengemis tua itu. Tanpa memberi komentar pemuda itu mendatangi pengemis itu dan memberi beberapa potong roti, lalu mengantarkan pengemis itu ke belakang dan menyuruhnya istirahat.
Saudara, iman itu perbuatan bukan kepandaian berargumentasi atau berkhotbah. Orang Kristen dipanggil untuk menyatakan kasih Kristus tidak hanya sekedar mewartakan Injil. Injil dan kasih yang nyata adalah paket kehidupan Kristen yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar