Kehidupan modern sekarang ini jika tidak disikapi dengan benar akan menghantar kita pada pola hidup yang tidak sesuai dengan kehenda Allah. Mengapa? Karena modernisme telah menawarkan sejumlah pola hidup yang esensinya adalah kesenangan hidup sementara. Kalau kita cermati sekeliling pasti akan kita dapati bahwa pola hidup mewah yang hedonis dan materialistik makin menggejala bahkan di dalam gereja. Di mana-mana termasuk gereja di Minahasa, proses sekularisasi semakin hebat. Di tingkat pelayan Tuhan saja pengaruh modernisasi itu sudah sangat kental. Bahayanya banyak pelayan gereja telah kehilangan jati dirinya sebagai seorang hamba Tuhan. Banyak kali saya jadi bingung sebab banyak hamba Tuhan yang saya ajak bicara tentang pelayanan mereka kurang antusias. Tetapi saat ada orang bicara tentang Hand Phone terbaru, Mobil dan segala asesorisnya serta mode-mode pakaian yang baru mereka sangat antusias. Ini bukan iri, tetapi suatu realitas yang perlu kita cermati.
Bagaimanakah profil seorang hamba yang sejati? Seorang hamba sejati pasti hidupnya meneladani Yesus yang sederhana dan penuh cinta kasih terhadap semua orang tanpa memandang muka. Seorang hamba sejati akan meneladankan hal-hal positif Kristiani pada umatnya dan bukan kepongahan serta gaya hidup konsumeris hedonistik. Kita memang pantas kecewa dengan kehadiran banyak hamba Tuhan yang tidak lagi menampilkan profil seorang hamba. Tetapi kita tidak boleh pudar iman. Jika pola hidup Yesus tidak lagi diajarkan dengan benar kepada kita oleh para hamba Tuhan, kita masih punya Alkitab. Marilah kita belajar dari dalamnya dan kita lakukan apa yang Alkitab katakan dengan setia tanpa harus bergantung pada sikap hidup orang lain, termasuk para hamba Tuhan. Jika hamba Tuhan tak lagi memberikan teladan Kristiani biarlah kita tetap meneladani Yesus sebab Dialah pola hidup kita yang sejati. Rasul Paulus mengatakan, “Arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.”(ayat 16). Kalau kita hidup di dalam kesederhanaan Yesus pasti kita tak akan tergiur dengan godaan hidup yang menghambur-hamburkan berkat di tengah-tengah penderitaan sesama. Kita tak perlu kecewa jika melihat para hamba Tuhan tidak lagi mencerminkan kehidupan Kristen yang sejati, tetapi marilah kita saling mengasihi, bersemangat melayani Tuhan, bersukacita, sabar dan bertekun dalam doa (ayat 10-12).
Saudara, jika kita hidup sederhana maka kita dapat membantu saudara kita yang dalam kekurangan bahkan dapat bersatu hati di dalam kesusahan mereka(ayat 13,15). Untuk bisa hidup sederhana mari teladani Yesus, tak usah lihat orang lain, siapa pun dia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar