Bacaan: I Raja-Raja 19:1-8
"Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalan bujangnya di sana."
(I Raja-Raja 19:3)
Saudaraku, krisis iman ternyata dialami juga oleh nabi sebesar Elia. Setelah mengahlahkan para nabi Baal, ternyata hidupnya menjadi tidak tenang. Sekalipun baru saja mengalami pertolongan Tuhan yang maha hebat, tetapi belum menjadi jaminan bagi Elia untuk menjadi tenang dan senang. Ketika mendapat ancaman dari Izebel, Elia menjadi takut dan pergi mencari tempat yang aman. Bahkan setelah sampai di Bersyeba, ia meninggalkan bujangnya di sana (ayat 3). Ternyata krisis Elia tak hanya sampai di situ. Setelah berhasil menjauhkan diri dari Izebel, Elia malah menjadi lebih tidak tenang lagi karena itu ia meminta Allah mengambil nyawanya saja (ayat 4).
Manusia memang tidak luput dari kecemasan dan ketakutan akan kehidupan. Malah setelah lelah memperjuangkan hidup dan hasilnya dirasa belum maksimal kita selalu ingin melarikan diri dari kenyataan: ingin mati saja. Ya, seperti Elia kita kadang ingin mencari jalan pintas dalam penyelesaian masalah. Apakah ini baik? Tidak. Sebab saat kita melarikan diri dari kenyataan hidup yang Tuhan izinkan kita alami berarti kita kalah dalam iman. Ketika iman Elia mendapat tekanan yang berat dan ingin mati, malaikat Tuhan datang kepadanya dan mengingatkannya agar ia bangun dari kekalahan imannya lalu makan agar bisa dapat melanjutkan perjuangan (ayat 5-7).
Dalam hidup kita memang ditantang menjadi takut seperti Elia. Tetapi seperti Elia juga, mari kita bangkit dan kuatkan iman lalu melanjutkan perjalanan menuju Allah(ayat 8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar