Selasa, 04 Juni 2013

BERSIKAP DENGAN BENAR

Bacaan: Lukas 9:51-56
“Lalu mereka pergi ke desa yang lain”
(Lukas 9:56)
Dalam majalah Kristen Herald of His Coming, Don Price menulis bahwa orang Kristen harus. Amat disayangkan, sekalipun kita telah lama menjadi orang Kristen, namun kita masih terjebak dengan tantangan-tantangan hidup. Seperti murid-murid Yesus ketika memasuki kota Samaria, mereka melihat bahwa penduduk kota tidak menerima mereka. Nampaknya sikap tidak bersahabat yang diberikan penduduk kota kepada Yesus dan rombongannya, membuat Yakobus dan Yohanes naik pitam. Emosi manusiawi mereka berkobar-kobar hingga berniat menurunkan api dari sorga untuk membinasakan kota itu (ayat 59). Benarkah sikap mereka dalam memberikan reaksi terhadap sesuatu yang mereka anggap mengusik perasaannya?
    Ketika Yakobus dan Yohanes memberikan reaksi keliru, Yesus langsung menegurnya, sebab sikap mereka tidak mencerminkan seorang pengikut Yesus yang sejati. Bagi Tuhan Yesus, tidaklah tepat bila kita kecewa hanya karena kehadiran kita ditolak. Sebagai Guru, Yesus menegur sikap pengikut-Nya yang memerangi dan menolak sebuah penolakan dengan penolakan (ayat 56).
    Mengapa Yesus melarang murid-Nya bereaksi dengan ganas terhadap penolakan? Pertama, Yesus tidak menghendaki para pengikut-Nya bereaksi tanpa kasih terhadap semua orang, termasuk kepada orang yang memusuhi kita (Matius 5:44). Kedua, Yesus mau mengajarkan pada pengikut-Nya agar senantiasa bersikap arif dalam menanggapi persoalan hidup. Artinya, setiap persoalan haruslah diselesaikan dengan cara Kristen. Hidup harus disikapi dengan lemah lembut, rendah hati dan penuh kasih serta kearifan; bukan dengan cara marah dan kekerasan, sebab “api harus selalu dijinakkan dengan air”.
memberikan reaksi yang benar terhadap pencobaan yang datang. Mengapa? Sebab, jika kita salah memberikan reaksi, maka kita akan digulung oleh pencobaan. Tapi jika kita memberi reaksi yang benar maka pencobaan akan menjadi sarana yang dahsyat bagi kuasa Tuhan untuk melakukan keajaiban dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar: